Rabu, 26 Juni 2019

Cara Pembenihan Budidaya Ikan Zebra Pink Slayer (Brachydanio rerio)



  Ikan Zebra Pink Slayer (Brachydanio rerio) berasal dari Myanmar, India, dan Srilangka. Ukuran tubuh maksimal sekitar 5 cm. Ikan ini bersifat omnivora, tetapi senang pakan alami permukaan seperti kutu air karena hidupnya di kolam air. Ikan zebra lazimnya ditemukan tumbuh dan berkembang pada perairan yang mengalir. Oleh Karena itu kalau ia dipelihara dalam aquarium atau bak pemeliharaan air terlihat amat gesit dan lincah. Begitu lincahnya ada kesan si zebra ini amat liar padahal didalam aquarium ia hidup amat tentram dengan ikan jenis lain meski tidak seukuran dengan dia.

Parameter Ikan Zebra Pink Slayer





Pemilihan Indukan Zebra Pink Slayer


Membedakan Jantan dan Betina


  • induk jantan memiliki bentuk badan lebih kuning, sirip panjang , harus memilih induk yang sehat dan bagus agar keturunannya pun bagus
  • sementara betina biasanya berwarna kusam dan badannya lebih besar dari pada    jantan / tegap, jika matang gonad akan buncit.
Persiapan induk


  • Induk disesuaikan berdasarkan strain karena jika disilangkan hasilnya kurang memuaskan. pisahkan jantan dan betinadi bak tersendiri sebelum digabung di bak pemijahan.
  • Untuk pemijahan masal di kolam, sebelum dipijahkan sebaiknya jantan dan betina dipelihara terpisah. Nanti setelah induk betina tampak benar-benar sudah penuh telur (gendut) barulah dicampur dengan jantan.
Baca Juga : Cara Pembenihan Ikan Cupang


Pemijahan Ikan Zebra Pink Slayer


  • Perbandingan Jantan dan betina 2:1 
  • Isi wadah air minimal 10 cm dengan pemberian sekat atau tanaman air (hydrilla) yang yang rimbun agar telurnya tidak tampak. Tujuannya agar telur tidak dimakan 
  • Setelah telur keluar, segera pindahkan indukan ke wadah lain, 
  • Biarkan telur menetas, Telur tersebut akan menetas setelah 24 jam. Larvanya akan mulai berenang setelah dua hari menetas.


Pemeliharaan Larva
  • Penggantian air pada pemeliharaan larva dapat dilakukan setelah larva berenang atau setelah berumur sekitar tujuh hari. Penggantian air ini harus dikerjakan hati-hati dengan jumlah separonya atau sepertiganya saja. Bila diganti total, ikan akan cepat stres karena terjadi perubahan lingkungan yang tiba-tiba. Frekuensi penggantian air setiap tiga hari.
  • Pakan larva pertama dapat berupa artemia, rotifera, atau infusoria. Sementara kutu air dapat diberikan sesudah larva berumur 3-4 hari. Untuk ikan yang sudah besar atau dewasa, pakannya berupa cacing sutera atau cacing darah. Ukuran 2,2 cm sudah mulai dapat dijual setelah pemeliharaan sekitar 2,5 bulan.


Semoga Bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar