PEMIJAHAN
Pemijahan merupakan
bagian dari reproduksi ikan yang menjadi mata rantai daur hidup kelangsungan
hidup spesies. Penambahan populasi ikan bergantung kepada berhasilnya pemijahan
ini dan juga bergantung kepada kondisi dimana telur dan larva ikan diletakkan untuk
tumbuh. Oleh karena itu sesungguhnya pemijahan menuntut suatu kepastian untuk
keamanan kelangsungan hidup keturunannya dengan memilih tempat, waktu dan
kondisi yang menguntungkan. Berdasarkan hal ini pemijahan tiap spesies ikan
mempunyai kebiasaan yang berbeda tergantung kepada habitat pemijahan itu untuk
melangsungkan prosesnya. Dalam keadaan normal ikan melangsungkan pemijahan
minimum satu kali dalam satu daur hidupnya seperti yang terdapat pada ikan
salmon dan sidat. Sesudah melakukan pemijahan, induk ikan tersebut mati karena
kehabisan tenaga (Anonim, 2008).
Sehubungan dengan
pemijahan, dikenal ada tiga macam ikan yaitu vivipar, ovovivipar dan ovipar.
Tiap-tiap macam ikan tersebut mempunyai perbedaan dan kelebihan masing-masing,
yaitu (Moyle dan Cech, 1988):
1) Ikan vivipar.
- Ikan ini melahirkan anak-anaknya, umumnya mempunyai fekunditas kecil, tetapi anaknya mendapat jaminan keamanan dari induk untuk melangsungkan awal kehidupannya.
- Telur ikan vivipar mempunyai kuning telur yang sudah sangat tereduksi dan pada perkembangan awal hidup anaknya di dalam tubuh induk mendapat makanan dari induk.
- Hasil fertilisasi internal ikan vivipar ketika anaknya dilahirkan ialah individu ikan-ikan yang telah hampir sempurna seperti ikan induk dan untuk mengawali hidup di dalam perairan tidak lagi bergantung kepada induk melainkan kepada usaha sendiri.
- Mempunyai alat bantu untuk keberhasilan pembuahan yaitu bagian sirip dubur yang telah berubah bentuknya atau genital pabilla yang membesar yang dinamakan “pseudopenis”. Pada ikan Apogon imberis urogenital papillanya pada ikan dapat ditonjolkan dan disentuhkan untuk menerima sperma dari ikan jantan. Pada ikan Orthonopias tiacisoviductnya dapat ditonjolkan untuk menerima sperma pada waktu berlangsungnya kopulasi.
- Anak ikan vivipar pada waktu di dalam kandungan induk mendapat makanan dan mengeluarkan kotorannya melalui semacam plasenta yang banyak mempunyai vili atau trophonemata dan dilengkapi oleh pembuluh darah kapiler.
- Lain halnya dengan golongan mammalia, ikan vivipar masa mengandungnya dapat berubah-ubah. Oleh karena ikan itu poikilothermal, maka apabila suhu perairan semakin bertambah dari biasanya, masa kandungan ikan itu dapat menjadi semakin pendek, atau sebaliknya. Sedangkan anak ikan yang dapat dikandung oleh induknya bergantung kepada besar induknya. Semakin besar induk semakin banyak anak ikan yang dapat dikandungnya. Akan tetapi pada ikan vivipar yang dapat mengandung akan banyak sekali, biasanya anak-anak yang dilahirkannya tidak sepenuhnya seperti induk melainkan dalam bentuk larva.
2) Ikan ovovivipar
- Seperti halnya ikan vivipar, ikan ini juga melahirkan anak-anaknya dan mempunyai fekunditas kecil namun keturunannya mendapat semacam jaminan atau keyakinan dari induk untuk dapat melangsungkan awal hidupnya dengan aman.
- mempunyai kuning telur lebih banyak dari pada ikan vivipar, yang berguna untuk makanan anaknya ketika berada dalam tubuh induknya, dimana dalam hal ini ada sebagian dari induk tadi hanya sebagai pelindung saja.
- mempunyai alat bantu untuk keberhasilan pembuahan yaitu bagian sirip dubur yang telah berubah bentuknya atau genital pabilla yang membesar yang dinamakan “pseudopenis”. Pada ikan dari Famili Scorpaenidae yang ovovivipar telah ditemukan banyak sperma yang menempel pada lapisan epitel folikel yang masak, tetapi sperma itu tidak pernah didapatkan di dalam folikel. Pembuahan pada golongan ikan ini terjadi setelah kopulasi yaitu oleh sperma yang telah ada di dalam tubuh ikan betina. Pada beberapa ikan Famili Embiotocidae setelah terjadi kopulasi sperma yang masuk ke dalam tubuh ikan betina apabila tidak membuahi telur masih dapat hidup sampai enam bulan kemudian. Sperma ini akan membuahi telur yang masih berada di dalam folikel. Telur yang telah dibuahi ketika masuk ke dalam ovarium sudah mencapai tahap segementasi awal dan berada di situ selama 10 – 12 bulan sehingga mencapai tahap perkembangan yang lebih lanjut.
- Spesies ikan ovovivipar jumlahnya jauh lebih banyak dari pada ikan vivipar. Pada ikan ovovivipar, perkembangan anak di dalam kandungan induk mendapat makanan dari persediaan kuning telur yang tersedia dan pada golongan ini keadaannya non plasental.
- Telur pada ikan ovovivipar mengandung material organik 20 – 40% lebih banyak dari pada anak-anak ikan yang dilahirkan. Karena hal ini, induk hanya memberi perlindungan saja kepada perkembangan telur tadi. Tetapi ada juga ikan ovovivipar yang mempunyai telur dimana kandungan material organiknya sedikit. Untuk perkembangannya tadi anak ikan mendapat keperluan material untuk pertumbuhannya dari induk walaupun tanpa melalui organ semacam plasenta tetapi melalui semacam penyerapan zat-zat yang dikeluarkan oleh uterus. Zat makanan tadi dinamakan “susu uterin” atau juga embryotrophe. Pada embrio ikan Squalus acanthias terdapat dua macam kantung kuning telur yaitu kantung yang di luar tubuh dan kantung di dalam tubuh. Kantung kuning telur di dalam tubuh itu sebagai hasil perkembangan batang kantung kuning telur bagian luar yang tumbuh di bagian dalam. Butir-butir kuning telur dari kantung yang luar bergerak ke bagian kantung yang dalam terus ke usus untuk dicerna. Pada ikan Torpedo, embrionya selain mengambil material organic dari kantung telur yang kemudian terus dicerna oleh usus, juga embrio ini mendapat susu uterin melalui mulut dan spiracle-nya dimana zat-zat tadi akan dicerna di dalam lambung.
3) Ikan ovipar
- ikan yang mengeluarkan telur pada waktu terjadi pemijahan, biasanya berfekunditas besar atau jumlah telur yang dikeluarkannya besar disebabkan untuk mengimbangi tekanan keadaan sekelilingnya dari hal yang tidak lazim terutama dari serangan predator.
- telurnya banyak mengandung kuning telur yang berguna untuk anak ikan mengawali daur hidupnya di luar tubuh ikan.
- ikan ovipar membuahi telurnya di luar tubuh. Telur yang dikeluarkan dari tubuh induk dibuahi oleh ikan jantan dengan berbagai macam cara. Semua tingkah laku yang dilakukan oleh ikan tersebut pada waktu pemijahan bertujuan agar semua telur yang dikeluarkan dapat dibuahi dengan baik.
- Ikan-ikan ovipar ada juga yang memperhatikan keturunannya baik dengan membuat sarang untuk keperluan ini atau dengan cara menyimpan dan melindungi keturunannya pada tempat-tempat tertentu pada tubuh induk jantan atau betina atau pada tempat lain. Golongan ikan ovipar yang demikian biasanya berfekunditas kecil. Sebaliknya ikan yang tidak memperhatikan keturunannya umumnya berfekunditas besar, namun mortalitasnya juga besar.
- Sebagian besar ikan ovipar mempunyai waktu pemijahan tertentu yang dilakukan tiap tahun secara teratur. Di daerah bermusim empat, pada tiap-tiap musimnya ada ikan-ikan ovipar yang memijah, masing-masing melakukannya satu kali satu tahun. Golongan ikan yang memijah pada musim semi akan memijah lagi pada tahun-tahun berikutnya di musim yang sama. Demikian pula ikan-ikan yang memijah pada musim lainnya. Bagi ikan yang hidup di daerah tropik seperti di Indonesia, saat pemijahan ikan sangat bervariasi. Tetapi banyak pula ikan tropik yang berpijahnya pada musim tertentu. Umumnya jadwal pemijahan pada ikan berhubungan dengan penyesuaian terhadap keadaan yang menguntungkan terutama yang berhubungan dengan persediaan makanan bagi anak-nakanya apabila anak ikan tadi mulai makan makanan yang diambil dari luar setelah persediaan kuning telur habis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar