Terdapat
dua segmen usaha dalam budidaya ikan lele, yakni usaha pembesaran dan usaha
pembenihan. Para peternak pembesaran biasanya tidak membenihkan sendiri. Lebih
praktis bagi mereka untuk membeli benih dari peternak benih. Karena usaha
pembenihan ikan lele memerlukan tingkat keterampilan dan ketelitian yang lebih
tinggi.
Cara
pemeliharaan dan perlakuan budidaya pembesaran berbeda dengan budidaya
pembenihan. Akan lebih baik apabila peternak fokus terhadap salah satu segmen
usaha tersebut. kali ini kami akan membahas cara pembenihan ikan lele.
Untuk mengetahui lebih jauh silahkan simak terus artikel ini.
Seleksi indukan ikan lele
Memilih
indukan untuk pembenihan ikan lele hendaknya dimulai sejak calon indukan masih
berukuran sekitar 5-10 cm. Pilih ikan lele yang mempunyai sifat-sifat unggul
seperti tidak cacat, memiliki bentuk tubuh yang baik, gerakannya lincah,
pertumbuhannya paling cepat dibanding lainnya. Kemudian pelihara calon-calon
indukan unggul tersebut dalam kolam pemeliharaan tersendiri. Pemeliharaan calon
indukan akan lebih baik bila diperlakukan lebih istimewa, dengan memberikan
pakan berkualitas dan pengairan yang bagus.
Penyeleksian
terhadap calon indukan untuk pembenihan ikan lele dilakukan setiap 2 minggu
sekali. Jangan lupa pisahkan berdasarkan ukuran agar tidak saling kanibal.
Lakukan secara berkala sampai mendapatkan indukan yang benar-benar baik. Ikan
lele jantan bisa dijadikan indukan setelah berumur 8 bulan, sedangkan untuk
lele betina setidaknya berumur satu tahun. Bobot indukan yang baik setidaknya
mencapai 0,5 kg.
Setelah
calon-calon indukan cukup umur dan ukuran, pilih indukan-indukan yang terlihat
bugar, bebas penyakit dan bentuk tubuh yang bagus untuk proses pemijahan.
Indukan yang akan dipijahkan sebaiknya dipelihara dalam kolam khusus. Pisahkan
antara jantan dan betina agar tidak terjadi pembuahan diluar rencana.
Kolam
khusus berfungsi untuk memelihara calon induk sampai siap matang gonad. Berikan
pakan dengan mutu baik untuk mempercepat kematangan gonad. Jumlah pakan yang
harus diberikan pada calon induk setidaknya 3-5% dari bobot tubuhnya setiap
hari dan diberikan dengan frekuensi 3-5 kali sehari. Kepadatan kolam untuk
pemeliharan indukan ini tidak boleh lebih dari 6 ekor per m2. Dari kolam ini
indukan lele yang memenuhi kriteria matang gonad, diambil untuk dipijahkan.
Indukan betina yang telah matang
gonad memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Ø
Bagian
perut membesar ke arah anus, apabila diraba tersa lembek
- Ø
Apabila
diurut akan keluar telur berwarna hijau tua
- Ø
Alat
kelamin berwarna kemerahan dan terlihat membengkak
- Ø
Warna
tubuh berubah menjadi coklat kemerahan
- Ø Gerakannya lambat
- Ø
Tubuhnya
ramping
- Ø
Alat
kelaminnya memerah
- Ø
Warna
tubuh akan terlihat coklat kemerahan
- Ø
Gerakannya
lincah
- Ø
Teknik
pemijahan ikan lele
Pemijahan
atau mengawinkan ikan untuk pembenihan ikan lele bisa dilakukan dengan berbagai
metode, baik yang alami atau intensif. Pemijahan alami yaitu perkawinan yang
tidak memerlukan campur tangan manusia dalam proses pembuahan sel telur dengan
sperma. Sedangkan pemijahan intensif merupakan proses perkawinan yang
memerlukan intervensi manusia dalam proses pembuahannya. Terdapat beberapa cara
populer yang biasa dipakai untuk memijahkan ikan lele secara intensif, yaitu:
- Penyuntikan hipofisa
- Penyuntikan hormon buatan
- Pembuahan in vitro (dalam tabung)
Pemeliharaan larva
Dari
proses pemijahan akan dihasilkan larva ikan yang harus dibesarkan dalam tahap
pembenihan ikan lele selanjutnya. Pisahkan larva dari induknya. Kualitas air
kolam untuk pemeliharaan larva harus terjaga. Usahakan ada aerasi dengan
aerotor untuk menyuplai oksigen. Suhu kolam harus dipertahankan pada kisaran
28-29oC. Pada suhu dibawah 25oC, biasanya akan terbentuk bintik putih pada
larva yang menyebabkan kematian massal.
Apabila
terjadi perubahan suhu, usahakan tidak terjadi secara ekstrim. Perubahan suhu
kolam sebaiknya tidak berfluktuasi lebih dari 1oC. Banyak larva yang tidak
mentolerir suhu yang berubah-ubah.
Hal
penting lainnya adalah menjaga kebersihan kolam. Bersihkan kolam dari kotoroan
dan sisa pakan dengan spons. Kotoran dan sisa pakan bisa menimbulkan gas amonia
yang bisa memicu kematian larva.
Larva
masih membawa persediaan makanan dalam dirinya, jadi tidak perlu diberi pakan
hingga 3-4 hari. Setelah persediaan makanannya habis, larva harus segera diberi
pakan. Pakan bisa berupa kuning telur yang telah direbus. Ambil bagian
kuningnya, lumat hingga halus dan campurkan dengan 1 liter air bersih. Larutan
tersebut cukup untuk 100.000 ekor larva.
Setelah
larva berumur satu minggu, berikan pakan berpa cacing sutera (Tubifex sp.).
Cacing ini bernilai gizi tinggi dan disukai benih ikan yang baru tumbuh. Pakan
berupa cacing ini meringankan perawatan, karena bisa hidup dalam air dan tidak
mengotori kolam. Sehingga meminimalkan resiko keracunan akibat sisa pakan yang
membusuk.
Cacing
sutera diberikan hingga larva berumur 3 minggu atau berukuran 1-2 cm. Setelah
itu, larva bisa dikatakan telah menjadi benih ikan dan siap diberi pelet yang
berbentuk tepung.
Pendederan benih
Pendederan
adalah suatu tahapan untuk melepas benih ikan ke tempat pembesaran sementara.
Proses pendederan merupakan salah satu tahapan penting dalam pembenihan ikan
lele. Tempat pendederan biasanya berupa kolam kecil dengan pengaturan
lingkungan yang ketat. Tahapan ini diperlukan karena benih ikan masih rentan
terhadap serangan hama, penyakit dan perubahan lingkungan yang ekstrem. Benih
ikan didederkan hingga siap untuk ditebar di kolam budidaya yang lebih luas.
a. Menyiapkan kolam pendederan
Kolam
pendederan untuk pembenihan ikan lele bisa berupa kolam tanah, kolam semen atau
kolam dari terpal. Tidak ada patokan luasan yang disarankan untuk kolam
pendederan. Namun lebih baik tidak terlalu luas, sehingga lebih mudah
dikontrol, misalnya ukuran 2×3 atau 3×4 m dengan kedalaman kolam 0,75-1 meter.
Kolam tersebut juga harus memungkinkan di pasangi peneduh seperti paranet,
untuk menghindari kematian benih karena terik matahari di musim kemarau.
Dalam
menyiapkan kolam pendederan, perhatikan dengan seksama saluran masuk dan keluar
pintu air. Gunakan jaring yang halus agar benih tidak bisa melintas saluran air
dan tidak ada hama dari luar yang terbawa masuk ke kolam. Lakukan pengeringan
kolam sebelum digunakan. Lebih baik apabila kolam dijemur untuk menghilangkan
bibit penyakit yang mungkin tersisa dari aktivitas sebelumnya. Khusus untuk
jenis kolam tanah yang akan digunakan untuk pembenihan ikan lele, lakukan
pengolahan tanah dan pemupukan dasar kolam.
Pengisian
air kolam untuk pembenihan ikan lele, hendaknya dilakukan secara bertahap. Pada
tahap awal isi kolam dengan kedalaman 20-30 cm. Hal ini mengingat benih ikan
masih sangat kecil, apabila kolam terlampau dalam benih tersebut akan kesulitan
untuk berenang ke atas dan mengambil oksigen dari udara. Setelah benih membesar
tambahkan kedalaman kolam secara bertahap, sesuaikan dengan ukuran benih ikan.
b. Pelepasan benih
Benih
ikan lele sudah bisa dipindahkan ke kolam pendederan setelah berumur 3 minggu
dihitung sejak menetas di tempat pemijahan. Atau, kira-kira berukuran panjang
1-2 cm. Kepadatan tebar benih lele berkisar 300-600 ekor per m2.
Benih
ikan yang masih kecil sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan yang
ekstrim. Oleh karena itu, memindahkan benih ikan ke kolam pendederan perlu
kehati-hatian. Caranya, Gunakan wadah atau ember plastik, kemudian isi dengan
dari kolam asal hingga penuh. Ambil benih ikan gunakan jaring yang halus, lalu
masukkan ke dalam wadah tadi.
Setelah
wadah terisi penuh, angkat dan pindahkan wadah tersebut ke kolam pendederan.
Kemudian miringkan, sehingga air dalam wadah menyatu dengan air kolam
pendederan. Diamkan sejenak dan biarkan benih ikan berenang keluar dengan
sendirinya dari dalam wadah.
c. Pemberian pakan pembenihan ikan lele
Ketika
benih masih berukuran 1-2 cm, gunakan tepung pelet yang memiliki kadar protein
lebih dari 40 persen, karena pada umur tersebut benih lele membutuhkan banyak
protein untuk perkembangan. Jenis pakan yang diberikan bisa berupa pelet
jenis PSC atau pakan udang DO-A. Pemberian pakan jenis ini harus teliti,
karena pakan akan tenggelam dan menumpuk di dasar kolam. Penumpukan sisa pakan
akan membentuk amonia yang berbahaya bagi benih ikan. Selanjutnya benih ikan
bisa dipindahkan ke kolam pendederan benih.
Apabila
ikan sudah mencapai ukuran 2-3 cm berikan pakan F999 atau PF1000, atau jenis
pelet yang berbentuk butiran kecil. Berikan pakan ini setidaknya hingga benih
berukuran 4-6 cm. Pada prinsipnya, ukuran pakan harus disesuaikan dengan bukaan
mulut benih ikan.
Pakan
diberikan dengan frekuensi 4-5 kali sehari. Waktu pemberian pakan bisa
dilakukan pada pagi, siang, sore dan malam hari. Karena ikan lele jenis
binatang nokturnal atau aktif dimalam hari, hendaknya porsi pemberian makan
pada malam hari lebih besar. Lamanya proses pendederan berkisar 5-6 minggu atau
hingga benih ikan lele berukuran 5-7 cm.
Panen pembenihan ikan lele
Pembenihan
ikan lele memakan waktu 8-9 minggu sejak benih menetas. Ukuran benih lele siap
panen berkisar 5-7 cm. Cara pemanenan dilakukan dengan mengeringkan air kolam
pelan-pelan hinga ikan berkumpul pada titik yang dalam atau saluran kemalir.
Kemudian ambil ikan dengan jaring yang halus. Lakukan pengambilan ikan
dengan hati-hati, karena benih tersebut masih rentan apabila mengalami luka pada
permukaan tubuhnya. Tampung benih ikan dalam wadah yang telah diisi dengan air
dari kolam yang sama agar ikan tidak mengalami stres.
Hal
terakhir namun penting dalam pembenihan ikan lele, adalah menyiapkan pembeli
bagi benih yang sudah siap panen. Karena apabila waktu panen terlambat karena
benih belum ada pembelinya, peternak harus menanggung biaya pemeliharaan
ekstra. Pada ujungnya, semakin lama panen tertunda akan semakin tipis marjin
yang akan diterima peternak.
Semoga Bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar